Thursday, November 08, 2007

Wirausaha

Pengertian Wirausaha
Wirausaha terdiri dari dua kata, yaitu wira dan usaha. Kata wira berarti manusia unggul, teladan, dan berbudi luhur. Sedangkan kata usaha sendiri artiya bekerja. Secara istilah, kata wirausaha dapat berarti seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif, melaksanakan perencanaan yang berasal dari ide sendiri kemudian mengembangkannya dengan menggunakan tenaga orang lain dan selalu berpegang pada nilai-nilai displin dan kejujuran.
Menurut Robert D. Hisrich, wirausaha adalah proses menciptakan sesuatu yang bernilai dengan mengabdikan waktu dan usaha, melalui kebersamaan finansial, psikologikal dan risiko sosial untuk menerima dan menghasilkan penghargaan dalam bentuk keuangan dan kepuasan personal.

Sifat Enterpreneur
Dapat dikatakan bahwa seorang enterpreneur adalah:
1. orang yang menanggung risiko
2. orang yang mengurus perusahaan
3. orang yang memobilisasi dan mengalokasi modal
4. orang yang menciptakan barang baru

Ciri-ciri dan Watak Wirausahawan
1. Percaya diri
a. kepercayaan
b. ketergantungan
c. kepribadian mantap
d. optimisme
2. Berorientasikan tugas dan hasil
a. kebutuhan akan prestasi
b. berorientasikan laba
c. tekun dan tabah
d. bekerja kers
e. memiliki motivasi diri dan energik
f. penuh inisiatif
3. Pengambil resiko
a. berani mengambil resiko
b. suka pada tantangan
4. Kepemimpinan
a. mampu memimpin
b. dapat bergaul dengan orang lain
c. menanggapi saran dan kritik
5. Keorisinilan
a. inovatif
b. kreatif
c. fleksibel
d. berwawasan luas
e. serba bisa
6. Berorientasi ke masa depan
a. berpandangan ke depan
b. perseptif

Ragam Penelitian

Penelitian adalah semua usaha yang sistematik (memiliki tujuan) untuk menemukan kebenaran sebagai jawaban terhadap suatu permasalahan.

Hakikat dari penelitian adalah untuk membuktikan suatu teori. Teori sendiri berarti pernyatan atau proposisi yang dibangun dengan proposisi-proposisi yang lain sehingga terlihat hubungannya.

Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh penelitian terbagi atas:
1. Basic Research (Penelitian Dasar): mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan; penelitian ini dilakukan untuk memahami masalah secara mendalam.
2. Applied Reseach (Penelitian Terapan): mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien; penelitian ini dilakukan untuk memecahkan suatu masalah.

Fungsi dari penelitian adalah:
1. Menjelaskan suatu fenomena
2. Memprediksi sesuatu yang belum/akan terjadi
3. memecahkan masalah

Ciri-ciri dari suatu penelitian adalah:
1. Terencana: terlihat dari susunan proposal yang merupakan langkah awal dari penelitian.
2. Sistematis: berurutan dalam penyampaiannya.
3. Logis: bisa diterima dengan nalar dan bisa dibuktikan secara empiris dan logika.
4. Etis : tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Peranan penting dari suatu penelitian adalah:
1. Pemecahan Masalah: penelitian berperan untuk meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan saling berkaitan.
2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang ilmu yang diajukan; meningkatkan ilmu untuk menjelaskan/menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut.
3. Mendapatkan pengetahuan/ilmu yang baru dari hasil penelitian tersebut.

Penelitian dikatakan baik apabila penelitian tersebut memiliki ciri-ciri tersebut dibawah ini:
1. Purposiveness: Penelitian memiliki tujuan yang jelas;
2. Exactitude: Penelitian dilakukan dengan hati-hati, cermat, dan teliti;
3. Testability: Penelitian dapat diujikan atau dikaji ulang;
4. Replicability: Penelitian dapat diulang oleh peneliti lain;
5. Precision and Confidence: Penelitian memiliki ketepatan dan keyakinan jika dihubungkan dengan populasi atau sampel;
6. Objectivity: Penelitian bersifat objektif;
7. Generalization: Penelitian berlaku secara umum;
8. Parismony: Penelitian hemat (tidak berlebihan);
9. Consistency: Data atau ungkapan yang digunakan harus selalu sama bagi kata atau ungkapan yang memiliki arti sama;
10. Coherency: Terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu bagian dengan bagian lainnya dalam penelitian tersebut.

Kebenaran dari suatu penelitian didasarkan atas beberapa teori berikut:
1. Teori Korespondensi: Penelitian haris berkorespondensi dengan kenyataan
2. Teori Koherensi: Sistem-sistem ide yang koheren (sesuai)
3. Teori Pragmatis: Pemecahan yang memuaskan
4. Teori Semantik: Pernyataan-pernyataan tentang kebenaran berada dalam metabahasa dan pada pernyataan-pernyataan dalam bahasa dasar
5. Teori Performatif: Pernyataan kebenaran merupakan persetujuan yang diberikan terhadap pernyataan tertentu. Berikut adalah tingkat kebenaran:
a. Kebenaran Religi  melalui keimanan
b. Kebenaran Filsafati  melalui kontemplasi
c. Kebenaran Ilmiah  melalui kegiatan sistematik, logis, dan etis (penelitian)
d. Kebenaran Indrawi  melalui penginderaan

Berikut metupakan prosedur atau langkah-langkah dalam membuat suatu penelitian :
6. Garis Besar
a. Pembuatan rancangan (penyusunan proposal penelitian);
b. Pelaksanaan Penelitian;
c. Pembuatan Laporan Penelitian.
7. Arus kegiatan penelitian
a. Memilih masalah; memerlukan kepekaan peneliti dalam mencari, menemukan, dan mengangkat suatu permasalahan.
b. Studi pendahuluan; melakukan studi eksploratoris untuk mencari informasi selengkap-lengkapnya mengenai masalah yang akan diteliti.
c. Merumuskan masalah; peneliti merumuskan secara jelas, dari mana harus memulai, kemana harus pergi, bagaimana penelitian tersebut dikembangkan, dan sebagainya
d. Merumuskan anggapan dasar; peneliti merumuskan hipotesis penelitian sebagai tempat berpijak ketika penelitian tersebut berlangsung.
e. Memilih pendekatan; peneliti memilih metode atau cara penelitian yang seperti apa yang akan digunakan. Peneliti juga menentukan apa variabelnya, apa objek penelitiannya, apa subjeknya, dari mana sumber data penelitiannya, dan lain sebagainya.
f. Menentukan variabel dan sumber data; peneliti menentukan apa yang akan diteliti dan dari mana data akan diperoleh.
g. Menentukan dan menyusun instrumen; peneliti menentukan apa jenis datanya, dari mana data akan diperoleh, dan instrumen apa yang digunakan dalam memperoleh data penelitian.
h. Mengumpulkan data; setelah peneliti menentukan dari mana data, maka peneliti memikirkan pula dengan cara apa data dikumpulkan.
i. Analisis data; dibutuhkan ketekunan dan pengertian peneliti terhadap data yang telah diperoleh. Seperti apakah jenis datanya dan peneliti pun menentukan bagaimana teknik analisisnya.
j. Menarik kesimpulan; peneliti harus jujur terhadap hasil penelitiannya dan menyimpulkan berdasarkan data-data yang telah ia peroleh, apakah hipotesis yang ia tarik sebelumnya terbukti.
k. Menyusun laporan; Peneliti dengan kemampuan berbahasanya yang baik dan benar, menyusun laporan hasil penelitiannya agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Berdasarkan Keilmiahannya Penelitian terbagi atas:
1. Penelitian Ilmiah: Penelitian yang menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Terdapat dua kriteria dalam menentukan kualitas keilmiahan suatu penelitian, yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
b. Kemampuan untuk meramalkan: sejauh mana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;
Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :
a) Purposiveness: fokus tujuan yang jelas;
b) Rigor: teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
c) Testibility: prosedur pengujian hipotesis jelas
d) Replicability: Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
e) Objectivity: Berdasarkan fakta dari data aktual (tidak subjektif dan emosional);
f) Generalizability: Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
g) Precision: Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
h) Parsimony: Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2. Penelitian non ilmiah: Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah.

Berikut adalah pembagian penelitian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu:
A. Penelitian Ditinjau dari Tujuan
Ditinjau dari tujuan dilakukannya penelitian, maka penelitian dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Penelitian Eksploratif
Penelitian Eksploratif bertujuan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
2. Penelitian Pengembangan (Research and Development)
Penelitian pengembangan (Research and Development) bertujuan untuk mengadakan percobaan dan penyempurnaan.
3. Penelitian Verifikatif
Penelitian verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran dari hasil penelitian lain yang telah dilakukan (telah ada sebelumnya)
4. Penelitian Kebijakan
Penelitian kebijakan bertujuan untuk melihat sejauh mana keefektifan strategi yang akan diterapkan pemerintah pada masyarakat secara luas. Penelitian ini menyangkut tindakan dari pemerintah dan diberlakukan secara luas pada masyarakat.

B. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan
Berdasarkan pendekatannya, penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Penelitian Longitudinal (Pendekatan Bujur)
Penelitian dilakukan pada waktu, subjek, dan kondisi yang sama.
2. Pendekatan Cross Sectional (Pendekatan Silang)
Peneliatian pendekatan silang tidak menggunakan subjek yang sama.

C. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu
Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interest, maka bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya menurut siapa yang yang mengadakan penelitian. Ragam penelitian ditinjau dari bidang ilmunya, seperti penelitian terhadap pendidikan (lebih sempit lagi, teknologi pendidikan, pendidikan keguruan, kurikulum, manajemen pendidikan, dll), penelitian dalam bidang kedokteran (kedokteran THT, internist, kardiolog, dll), fisika, dan sebagainya.
Secara umum penelitian in dibedakan menjadi:
a. Penelitian Sosial
Secara khusus meneliti bidang sosial (pendidikan, ekonomi, hukum, dsb).
b. Penelitian Eksakta:
Secara khusus meneliti bidang eksakta atau ilmu pasti (kimia, fisika, keteknikan, dsb)

D. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya
Berdasarkan tempat diadakannya penelitian, maka penelitian sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Penelitian Laboratorium
Penelitian laboratorium (laboratory research) dilaksanakan di tempat tertentu (laboratorium), biasanya bersifat eksperimen atau percobaan. Laboratorium dapat berfungsi sebagai pengisolasi variabel yang akan dieksperimen dengan lingkungan sekitar yang berpotensi mempengaruhi/mencemari variabel yang akan diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan
Penelitian kepustakaan (library research) dilaksanakan dengan menggunajan literatur (kepustakaan) dari penelitian-penelitian yang sudah diksanakan sebelumnya. Selain itu penelitian juga dapat berupa analisis isi buku (content analysys) yang akan menghasilkan suatu kesimpulan mengenai gaya bahasa buku, kecenderungan isi buku, tata tulis, layout, ilustrasi, dsb.
3. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan/kancah (field research) merupakan salah satu jenis penelitian yang paling banyak dilakukan yang berlokasi langsung di lapangan. Sesuai dengan bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya sesuai dengan kebutuhan.

E. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel
Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Variabel juga disebut dengan istilah ubahan, karena dapat berubah-ubah tergantung pada penelitian yang dilakukan, singkatnya bervariasi.
Berdasarkan saat terjadinya, maka penelitian yang ditinjau dari hadirnya variabel dapat dibagi menjadi:
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif menggambarkan atau menjelaskan variabel masa lalu dan sekarang (present continuesly)
2. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang atau belum terjadi dan sengaja diadakan dalam bentuk treatment.
3. Penetian Tindakan

F. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif hasil penelitiannya berupa deskripsi, kata, skema, dan gambar.
2. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif hasil penelitiannya berupa angka atau data kualitatis

No. Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1. Kejelasan Unsur :
Tujuan, pendekatan, subjek, sampel, dan sumber data sudah mantap, rinci sejak awal
Subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent)
2. Langkah penelitian :
Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun
Baru diketahui denagn mantap dan jelas setelah penelitian selesai
3 Sampel :
Dapat menggunakan sampel, dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi
Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitiannya hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan
4. Hipotesis (Jika memang perlu)
a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian;
b. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan--- a priori

Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung--- tentatif
Hasil penelitian terbuka
5. Disain :
Dalam disain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan
Disain penelitiannya fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya
6. Pengumpulan data :
Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan
Kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti.
7. Analisis data :
Dilakukan sesudah semua data terkumpul.
Dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data

G. Penelitian Berdasarkan Metode
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai dalam penelitian atau dalam kata lain prosedur yang digunakan untuk meneliti sesuatu.
1. Penelitian Survey
Penelitian survey digunakan untuk mengambil generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam
Fungsi dan ciri penelitian survey:
a. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada,
b. Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;
c. Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa;
d. Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara sampel;
e. Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan;
f. Penelitian ini dapat berupa:
i. Penelitian Eksploratif (Penjajagan): Terbuka, mencari-cari, pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti masih terbatas.
ii. Penelitian Deskriptif: Mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena; pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat. Peneliti mengembangkan konsep, menghimpun fakta, tapi tidak menguji hipotesis;
iii. Penelitian Evaluasi: mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang digariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup evaluasi formatif (melihat dan meneliti pelaksanaan program), dan evaluasi sumatif (dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan);
iv. Penelitian Eksplanasi (Penjelasan): menggunakan data yang sama, menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesis;
v. Penelitian Prediksi: Meramalkan fenomena atau keadaan tertentu;
vi. Penelitian Pengembangan Sosial: Dikembangkan berdasarkan survei yang dilakukan secara berkala
2. Grounded Research: Mendasarkan diri pada fakta dan menggunakan analisis perbandingan. Grounded research bertujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, mengembangkan teori, dan pengumpulan serta analisis data dalam waktu yang bersamaan. Dalam riset ini data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data. Ciri dari penelitian ini adalah data merupakan sumber teori dan sumber hipotesis sehingga teori akan menerangkan data setelah data diurai.
3. Studi Kasus (Case Study): Mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit yang menjadi subjek; tujuannya memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat, karakteristik yang khas dari kasus, yang kemudian dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasilnya merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal. Ruang lingkupnya bisa bagian/segmen, atau keseluruhan siklus /aspek. Penelitian ini lebih ditekankan kepada pengkajian variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil.
4. Penelitian Eksperimen (Experimental Research): Penelitian eksperimen dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu, untuk pengujian hipotesis tertentu. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab-akibat dari variabel penelitian. Konsep dan variabel dalam penelitian jenis ini harus jelas, pengukurannya pun harus cermat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk perbandingan.
5. Expost Facto; dilakukan untuk meneliti peristiwa yang terjadi dan mencari tahu penyebabnya.
6. Policy Research; dilakukan untuk membuat keputusan terhadap masalah sosial yang mendasar.
7. Action Research; Penelitian untuk mengembangkan metode kerja yang efisien agar produksi meningkat
8. Penelitian Sejarah (Historis); digunakan untuk merekonstruksi kejadian masa lalu secara sistematis dan objektif.

Penelitian Gambar Diam

Definisi dan Latar Belakang

Visual adalah apapun yang dilihat melalui mata. Gambar diam adalah salah satu tipe dari visual; lebih spesifik lagi, gambar diam adalah gambar tangan, lukisan, potret, atau foto (Funk & Wagnall, 1968). Tujuan utama penggunaannya dalam pendidikan adalah untuk berkomunikasi. Detailnya, gambar diam digunakan untuk menyediakan informasi, dan seringnya untuk memperkuat informasi verbal. Suatu gambar tersusun dari elemen-elemen desain; diantaranya, garis, bentuk, tekstur, ruang, dan warna.
Berdasarkan teori komunikasi, terdapat beberapa prinsip dalam meletakkan elemen desain, diantaranya:
1.Keseimbangan; yaitu berat elemen desain dalam satu halaman.
a.Keseimbangan simetris; kedua sisi halaman terdiri dari jumlah dan ukuran elemen
yang sama
b.Keseimbangan asimetris; elemen-elemen di kedua sisi tidak sama.
Elemen-elemen tersebut dalam satu halaman harus disusun sedemikian rupa untuk
menciptakan kesetimbangan.
2.Persatuan; yaitu menciptakan hubungan antara seluruh elemen dalam suatu visual,
sehingga terlihat berfungsi secara bersamaan
3.Tekanan; konsep terpenting dalam berkomunikasi, yaitu menempatkan elemen-elemen
desain tersebut ditempat dimana ia akan terlihat sebagai pusat ketertarikan dan
perhatian.

Ilustrasi dapat didefinisikan sebagai gambar, diagram, atau peta yang digunakan untuk menjelaskan suatu ide atau konsep. Ilustrasi visual dapat menampilkan level yang berbeda dari kenyataan. Oleh karenanya, gambar diam dapat didefinisikan melalui tingkat realitas yang ditampilkan.

Ilustrasi Visual: Abstrak Vs Realistik

Berikut adalah beberapa contoh hasil penelitian yang dilakukan untuk mengukur efek ingatan dari gambar dan gambar yang disertai informasi verbal.
1.Cody (1982) melakukan penelitian berupa tes untuk mengetahui efek dari materi
dengan format simbolis terhadap ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Cody
menyimpulkan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi ingatan adalah tipe segi
yang di-encode bukan jumlah caranya di-encode. Sebagian ingatan dapat mencirikan
karakteristik dari isyarat visual yang di-encode. Dia juga menemukan bahwa foto
secara langsung menilai informasi semantik. Detail tambahan, seperti warna dan
tingkat realisme yang tinggi sesungguhnya tidak begitu penting dalam ingatan.
2.Dwyer (1968), dalam suatu penelitian tentang hubungan antara realitas dan belajar,
memvariasikan jumlah dari detail realistis dalam ilustrasi yang didesain untuk
pembelajaran berprogram. Diasumsikan sebelumnya, bahwa siswa akan berinteraksi
dengan ilustrasi dan interaksi tersebut akan memfasilitasi belajar.
Kemudian Dwyer menemukan bahwa siswa tidak mengetahui bagaimana belajar dari
gambar dan foto-foto; rangkaian ilustrasi visual yang menyampaikan gambaran
abstrak hingga realistis, bukanlah indikator belajar yang lebih baik..
Ia juga menyimpulkan bahwa untuk objek tertentu dan untuk siswa pada tingkatan
tertentu, warna menjadi variabel instruksional yang penting untuk meningkatkan
pencapaian siswa. Umumnya, warna tidaklah penting dalam belajar, kecuali jika
pelajaran tersebut melibatkan pengelan warna.
3.Joseph (1979) melakukan penelitian untuk mengujikan apakah gabungan antara gambar
abstrak dan realistis dengan teks dapat meningkatkan keefektifan pengajaran atau
segmen instruksional.
Ia menyimpulkan bahwa keefektifan dari belajar berbasis visual dapat ditambah
dengan menyertakan gambar realistis dan abstrak, tetapi harus dilandaskan pada
banyak pertimbangan, seperti kemampuan umum dari pebelajar, tujuan belajar, dan
langkah dari proses pembelajaran.
Kemudian Joseph dan Dwyer menarik kesimpulan yang serupa bahwa menyatukan gambar
realistis dan visual akan mengurangi pencapaian yang berbeda antara siswa dengan
kemampuan yang berbeda.
4.Wise (1982) dan beberapa peneliti lain yang meneliti belajar dan tingkat realitas
gambar diam menyimpulkan bahwa gambar garis sederhana lebih baik dibandingkan foto
dalam memfasilitasi interpretasi dari stimuli. Selain itu, elemen lain
mempertinggi tingkat realitas, seperti warna, tidak secara signifikan memperkaya
belajar kecuali jika tujuan belajar membutuhkan elemen-elemen tersebut untuk
dipelajari.

Gambar Diam Dibandingkan Dengan Bentuk Media Lain

Beberapa penelitian telah melaporkan pengujian keefektifan media gambar diam dibandingkan dengan bentuk media lain. Kesemua pengujian ini diadakan dalam berbagai kondisi belajar dan tujuan pembelajaran.
1.Wilkinson (1980) menyebutkan penelitian Kelly pada tahun 1961 yang menguji
penggunaan filmstrip untuk mengajarkan membaca. Ia membandingkan dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimental yang belajar dengan menggunakan filmstrip dan
kelompok terkontrol yang belajar dengan menggunakan metode tradisional. Dari
pengujian ini, Kelly menemukan bahwa ketika diuji dengan tes membaca, kelompok
eksperimental tidak lebih baik dalam pengenalan kata dan membaca kalimat daripada
kelompok yang terkontrol.
2.Chance (1960) membandingkan penggunaan transparansi yang digabungkan dengan dosen
dan format pelajaran yang berbentuk diskusi dikelas geometri dengan yang hanya
menggunakan dosen dan format diskusi saja. Ia menemukan kelompok yang menggunakan
transparansi tidak lebih baik dalam ujian akhir daripada kelompok yang menggunakan
dosen dan format diskusi. Chance juga menemukan bahwa penggunaan transparansi
hanya menghemat waktu selama 15 menit dalam setiap pelajaran.
3.Pada tahun 1960an sebuah pendekatan baru mempengaruhi perkembangan dari belajar
mandiri. Para peneliti berusaha keras untuk menemukan metodeuntuk mengembangkan
bahan ajar yang fleksibel dan dapat disajikan dengan berbagai macam cara. Para
peneliti berpendapat bahwa perlu ditemukannya sebuah media yang paling efektif
untuk menyampaikan konsep yang spesifik dalam kondisi apapun (Lumsdaine, 1962).
4.Selanjutnya Wells dan lainnya (1973) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
dari berbagai media visual dalam mengajarkan konsep visual yang berbeda-beda.
Wells menemukan bahwa gambar bergerak atau film lebih baik daripada foto yang
berkelanjutan dan slide dalam menyampaikan konsep waktu. Ia menyimpulkan bahwa
konsep visual dari waktu dapat disampaikan dengan baik oleh media yang
memperbolehkan penonton untuk merasakan presentasi yang berkelanjutan. Hasil
penelitian juga menyimpulkan bahwa film lebih efektif untuk menyampaikan konsep
yang mengandung gerakan. Slide lebih baik dalam menyampaikan gerakan daripada
gambar diam. Terkahir, penelitian ini juga mengindikasikan bahwa foto
berkelanjutan dan slide terlihat lebih efektif daripada film dalam menyampaikan
konsep yang mengandung ruang.
5.Pada tahun 1966, Otto melakukan studi tindak lanjut untuk menguji perbedaan respon
siswa terhadap informasi yang disampaikan dengan menggunakan gambar hitam putih
dan gambaran verbal dari gambar. Otto menemukan bahwa penyampaian kembali secara
verbal lebih menimbulkan respon sensoris daripada yang gambar hitam putih lakukan
pada informasi yang sama.