Sunday, October 22, 2006

The Learning Organization – Myths and Realities (Sandra Kerka, 1995)

[Pengantar Organisasi Belajar]

Disetujui bahwa LO dimulai dengan asumsi bahwa belajar itu berharga, berkesinambungan, dan lebih efektif ketika dibagi dan bahwa setiap pengalaman adalah suatu kesempatan untuk belajar. LO memiliki karekteristik sebagi berikut (Calvert, dkk. 1994; Watkins and Marsick 1993):
1. Menyediakan kesempatan belajar yang berkesinambungan.
2. Menggunakan belajar untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.
3. Menguhubungkan kinerja individual dengan kinerja organisasi.
4. Mengadopsi inkuiri dan dialog, membuatnya aman untuk setiap orang untuk berbagi secara terbuka dan mengambil resiko.
5. Mencakup tekanan yang kreatif sebagai suatu sumber energi dan pembaharuan.
6. Secara berkesinambungan sadar dan berinteraksi dengan lingkunan mereka (LO).

Lima disiplin Senge merupakan kunci untuk mencapai tipe organisasi yang demikian; yaitu: personal mastery, mental models, shared vision, team learning, dan system thinking. Dimana menurut Senge, sistem thinking adalah yang terpenting.
Tidak ada organisasi belajar tanpa belajar individu, namun belajar individu harus dibagikan dan digunakan oleh organisasi. (P. West 1994).
Salah satu penghalang untuk menghasilkan organisasi belajar yang sukses adalah kurangnya pemimpin yang efektif. LO membutuhkan pemikiran kembali yang esensial tentang kememimpinan. Pemimpin menjadi desainer, guru, dan pelayan bagi visi bersama. Kepemimpinan dalam LO adalah kemampuan untuk melatih dan membelajarkan; bukan eksklusif, berkuasa, atau menggunakan, melainkan belajar dan menghasilkan.

Conclusion
LO berkaitan erat dengan sistem kepemimpinan. Masyarakat dalam LO adalah masyarakat yang menghargai dan bersedia untuk selalu belajar. LO yang sukes dicerminkan melalui pemimpin yang efektif dalam memimpin dan anggota organisasi yang produktif untuk selalu belajar.

No comments: