Sunday, October 22, 2006

Peter Senge and The Learning Organization


[Pengantar Organisasi Belajar]

Menurut Peter Senge (1990), LO adalah :
“... organisasi dimana sekumpulan orang secara berkelanjutan mengembangkan kapasitas mereka untuk membuat hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola pikir yang baru dan telah diperluas kemudian dipelihara, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana semua orang secara berkelanjutan belajar untuk melihat secara keseluruhan bersama-sama.
Bagi Peter Senge, belajar yang sesungguhnya berada dalam hati manusia. Kita menjadi dapat menyusun ulang diri kita. Hal ini berlaku baik bagi individu maupun organisasi. Oleh karenanya, bagi LO bertahan saja tidak cukup. “Belajar bertahan” atau yang biasa diistilahkan sebagai “belajar adaptif” harus digabungkan dengan “belajar menghasilkan”, belajar yang menambah kapasitas kita untuk mencipta. (Senge 1990).
Dimensi yang membedakan belajar dari organisasi yang lebih tradisional adalah penguasaan beberapa disiplin dasar atau “komponen teknologi”. Lima hal yang diidentifikasikan oleh Peter Senge dikatakan penyatuan untuk mencetuskan LO, yaitu:

System thinking – Pondasi dari LO. Pemikiran yang sistemik adalah pondasi konseptual dari pendekatan Senge, merupakan disiplin yang menggabungkan yang lain, meleburkan mereka ke dalam suatu tubuh yang koheren dalam teori dan praktek.
The core disciplines
Disamping pemikiran yang bersistem, terdapat komponen teknologi atau disiplin. Suatu disiplin dilihat oleh Peter Senge sebagai suatu rangkaian prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang kita pelajari, kuasai dan integrasikan dalam kehidupan. Kelima disiplin dapat ditinjau pada salah satu dari ketiga tingkatan berikut:
Practices - apa yang dilakukan
Principles - membimbing ide dan insight.
Essences - keadaan dengan penguasaan disiplin tingkat tinggi.
Setiap disiplin menyediakan dimensi vital. Kesemuanya penting untuk yang lain jika organisasi tersebut untuk ‘belajar’.

Personal mastery. Merupakan disiplin dari ‘penjelasan dan pendalaman pandangan personal secara berkesinambungan, dari pemfokusan energi, dati pengembangan kesabaran, dan dari penglihatan realita secara objektif’. Orang-orang dengan tingkat personal mastery tinggi hidup dalam mode belajar yang berkesinambungan. Personal mastery bukanlah sesuatu yang dimiliki melainkan suatu proses, disiplin sepanjang hayat.

Mental models
. Disiplin dari mental models dimulai dengan membalik cermin dalam batin; belajar untuk menggali keluar gambaran internal kita akan dunia, membawanya ke permukaan dan memegangnya dengan benar untuk pemeriksaan yang teliti. Juga menyertakan kemampuan untuk membawa pembicaraan yang ‘belajar’ yang menyeimbangkan inkuiri dan pembelaan, dimana semua orang memperlihatkan pemikiran mereka sendiri secara efektif dan membuat pemikiran tersebut terbuka untuk mempengaruhi yang lain.

Building shared vision. Praktek dari berbagi visi melibatkan kemampuan mengeluarkan serta berbagi ‘gambaran akan masa depan’ yang membentuk kesungguhan komitmen dan masukan daripada pelaksanaan. Dengan menguasai disiplin ini, pemimpin belajar ketidak produktifan dari percobaan untuk mendikte visi, sepenuh hati.
Dimana organisasi dapat melampaui linier dan memahami sistem berfikir, akan ada kemungkinan untuk membawa visi menuju hasil yang didapat.

Team learning
. Belajar jenis ini dipandang sebagai suatu proses pelurusan dan pengembangan kapasitas dari suatu kelompok untuk menghasilkan apa yang benar-benar mereka inginkan. (Senge, 1990). Ketika kelompok belajar bersama, organisasi bukan hanya memperoleh hasil yang baik, anggota juga akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tidak adanya team learning.
Disiplin dari belajar berkelompok dimulai dengan dialog, kapasitas dari anggota kelompok untuk menolak asumsi dan masuk ke dalam suatu pemikiran bersama yang sesunguhnya.

Memimpin LO
Dalam suatu LO, pemimpin adalah desainer, pelayan, dan guru. Mereka bertanggung jawab untuk membangun organisasi dimana orang-orang secara berkelanjutan mengembangkan kemampuan mereka untuk mengerti kerumitan, memperjelas visi, dan mengembangkan pembagian mental models – bahwa mereka bertanggung jawab untuk belajar... LO akan menjadi ide bagus... sampai semua orang memutuskan untuk membangun organisasi yang sama. Melakukan hal ini merupakan yang pertama dalam kepemimpinan, permulaan dari kebangkitan visi LO.

Pemimpin sebagai desainer. Intinya, tugas pemimpin adalah mendesain proses belajar dimana semua orang dalam organisasi dapat secara produktif sejalan dengan isu kritis yang mereka hadapi, dan mengembangkan penguasaan mereka dalam disiplin belajar.

Pemimppin sebagai pelayan. Pemimpin adalah pelayan dari visi, tugas mereka adalah untuk mengaturnya bagi keuntungan yang lain.

Pemimpin sebagai guru
. Kunci kesuksesan adalah kemampuan untuk mengkonsepkan insight sehingga dapat menjadi pengetahuan bagi umum, ‘terbuka untuk tantangan dan pengembangan yang lebih jauh’.
Pemimpin sebagai guru bukanlah tentang membelajarkan orang lain untuk mencapai visi mereka. Namun lebih ke arah pengadopsian belajar bagi semua orang.

Pemimpin harus menghasilkan dan mengatur tekanan kreatif - khususnya yang berkaitan dengan kesenjangan visi dan realita. Hal tersebut memungkinkan pemimpin untuk melihat kenyataan dalam situasi yang berubah.

Conclusion
LO adalah organisasi dimana potensi anggota diperhatikan dan berkesempatan untuk berkembang sehingga tujuan bersama dapat dicapai dengan pola kepemimpinan yang efektif.


No comments: